Banyak konsep atau teori yang telah diupayakan para
ahli kimia untuk menjelaskan sifat asam dan basa. Di antara teori¬teori
tersebut terdapat kelebihan dan kekurangan masing¬masing. Sejumlah ahli yang
pernah membuat teori asam basa yaitu A.L. Lavoiser (Teori Oksigen), Sir H. Davy
(Teori Hidrogen), J. Gay Lussac (Teori Penetralan), Arrhenius (Teori Sistem Ion
Air), Bronsted-Lowry (Teori Sistem Donor/Akseptor Proton), Cady Esley (Teori
Sistem Pelarut), Lux-Flood (Teori Sistem Donor/Akseptor Ion Oksida), Lewis
(Teori Sistem Donor/Akseptor Pasangan Elektron), dan Usanovich (Teori Reaksi
Kation-Anion. Larutan asam biasanya terasa asam dan bersifat
korosif ter¬hadap berbagai bahan, sedangkan larutan basa biasanya berasa
sedikit pahit dan kaustik seperti sabun.
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Pengertian asam dan basa yang modern mula-mula dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen ( H+) sebagai satu-satunya ion positif. Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida (OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung ion hidrogen dengan satu atau lebih unsur lain dan basa merupakan senyawa yang mengandung ion hidroksida dengan satu atau lebih unsur lain.
Pengertian asam dan basa yang modern mula-mula dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen ( H+) sebagai satu-satunya ion positif. Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida (OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung ion hidrogen dengan satu atau lebih unsur lain dan basa merupakan senyawa yang mengandung ion hidroksida dengan satu atau lebih unsur lain.
a) Asam
Berdasarkan banyaknya ion hidrogen yang dihasilkan maka larutan asam
dapat dibagi menjadi asam monobasis dan asam polibasis
1) Asam monobasis (berbasa satu) adalah asam yang
dalam larutan air akan menghasilkan satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
HC1(aq)
---------------------
H+(aq) + Cl (aq)
asam klorida
ion
hidrogen ion klorida
CH30OOH(aq)
----------------------
H+(aq) + CH30OO-(aq)
asam asetat
ion hidrogen ion asetat
2) Asam polibasis (berbasa banyak) adalah asam yang
dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
H2SO4(aq) ------------------------------ H+(aq) +
HSO4 (aq)
asam sulfat ion hidrogen ion hidrogensulfat
HSO4(aq)
------------------------------
H+(aq) + SO4(aq)
ion hidrogen sulfat ion hidrogen ion sulfat
Asam monobasis dan polibasis disebut juga asam
monoprotik dan poliprotik. Dalam keadaan sebenarnya, ion hidrogen tidak dapat
berdiri bebas. Dalam larutan air, ion hidrogen (H+) akan berikatan secara
koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium (H3O+).
H+(aq)+ H2O(1)
' H3O+(aq)
Dengan demikian, reaksi ionisasi dalam contoh
tersebut di atas dituliskan sebagai berikut:
HC1(aq) + H2O(1)
--------------------------------
H30+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(aq) + H2O(1) ----------------------- H30+(aq) + CH3COO-(aq)
H2SO4(aq) + 2H2O(1)
-------------------------
2H3O+(aq) + SO 24 (aq)
b) Basa
Seperti
halnya larutan asam, larutan basa juga dibagi menjadi basa monoasidik dan
poliasidik. Pembagian ini menunjukkan sifat keasaman (hidroksitas) suatu basa.
1) Basa monoasidik yaitu basa yang dalam larutan air
menghasilkan
NaOH(aq)
----------------------------
Na+(aq) + OH (aq)
natrium hidroksida ion natrium ion hidroksida
NH4OH(aq) --------------------------- NH 4 (aq) + OH (aq)
amonium hidroksida ion amonium ion hidroksida
2) Basa poliasidik yaitu basa yang dalam larutan air
menghasilkan lebih dari satu ion hidroksida (OH-)
Contohnya adalah:
Ca(OH)2(aq) ---------------------------
Ca2+(aq) + 2OH (aq)
kalsium hidroksida ion kalsium ion hidroksida
Berdasarkan sifat-sifat ion di atas, maka reaksi
antara ion H+ dan OH- dapat membentuk H2O. Proses ini disebut dengan
netralisasi.