Sistem klasifikasi batu bara terdiri dari dua jenis, yaitu
klasifikasi berdasarkan ilmiah dan klasifikasi berdasarkan komersial. Tujuan
dari sistem klasifikasi adalah untuk mengelompokan atau menggolongkan sesuatu
berdasarkan aturan yang telah ditetapkan. Klasifikasi secara ilmiah terpusat
pada aspek-aspek sebagai berikut :
1. Asal muasal batu bara
2. Susunan dan struktur rank batu bara
3. Sifat- sifat fundamental
4. Lapisan batu bara tunggal dalam artian bukan hasil blending
Klasifikasi secara komersial lebih terpusat pada aspek-aspek
batu bara sebagai berikut :
1. Nilai Jual
2. Pemanfaatannya
3. Sifat batu bara sewaktu dimanfaatkan
4. Lapisan batu bara tunggal atau batu bara hasil blending
Kebanyakan sistem klasifikasi yang dibuat adalah sistem
klasifikasi komersial yang menggolongkan batu bara berdasarkan ranknya. Sistem
komersial menitikberatkan pada pemakaian praktis batu bara. Titik awal dari
sistem ini adalah mengidentifikasi kecocokan batu bara untuk pemanfaatan
tertentu.
A. Klasifikasi Batu Bara Menurut Seyler
Sistem klasifikasi menurut Seyler adalah sistem klasifikasi
batu bara secara ilmiah yang kebanyakan berdasarkan pada senyawa batu bara
dengan basis kering, bebas-zat mineral (dmmf).
Gambar 1.1 Sistem klasifikasi batu bara
Menurut Seyler
Dasar klasifikasi Seyler adalah analisis ultimat dari senyawa
organik dalam batu bara. Contohnya adalah unsur karbon (dmmf) yang diplot
terhadap unsur hidrogen (dmmf) sebagai koordinat. Batu bara rank rendah dengan
kandungan karbon rendah dan hidrogen tinggi, diplot di sebelah kanan dari
grafik. Baru bara yang mengandung karbon lebih dari type ortho diberi prefix meta, sedangkan yang karbonnya kurang
diberi prefik para. Prefik per-hydrous
diberikan pada batu bara dengan kandungan hidrogen lebih dari normal, “bright coal”, sedangkan untuk batu bara
yang mengandung hidrogen lebih kecil dari normal diberi prefix sub-hydrous.
B. Klasifikasi Menurut ASTM
Sistem klasifikasi ASTM digunakan secara ektensif di Amerika
Utara dan beberapa Negara di dunia. Sistem klasifikasi ASTM dikelompokan
berdasarkan hierarki, segi komersial, rank untuk batu bara tunggal,
mengikutsertakan batu bara dari semua rank, sederhana, mudah diingat karena
menggunakan nama bukan sandi, mudah
dimengerti, dan mudah digunakan. Dua parameter yang digunakan untuk
mengklasifikasikan batu bara menurut rank, yaitu fixed carbon (dmmf) untuk batu bara dengan rank tinggi dan gross
calorific value (dmmf) untuk batu bara rank
rendah. Klasifikasi seluruhnya diperlihatkan dalam tabel 1.1 dengan satuan SI
yang merupakan modifikasi dari aslinya (Standard
ASTM D 388-1984)
Tabel 1.1 Sistem klasifikasi batu
bara berdasarkan rank menurut ASTM
Tumpang tindih antara dua parameter rank yang terjadi pada kelas bituminous. Jadi, aturannya adalah
bahwa batu bara dengan fixed carbon
69% atau lebih diklasifikasikan menurut nilai ini tanpa memandang calorific value. Batu bara dengan fixed
carbon antara 86% dan 92%, jika menggumpal diklasifikasikan dalam low volatile
bituminous group, walaupun pada kenyataannya menurut fixed carbon-nya batu bara tersebut harus diklasifikasikan ke dalam
golongan semiantrasit. Sistem klasifikasi ini tidak berlaku untuk semua batu
bara. Batu bara kaya liptinit, kaya inertinit, dan sapropelic yang telah teroksidasi atau lapuk, tidak termaksuk dalam
klasifikasi ini. Parameter klasifikasi dipilih untuk mencerminkan pasar batu
bara yang penting saat klasifikasi ASTM ini dibuat, yaitu pembakaran dan kokas
sehingga belum mencakup proses yang dewasa ini penting seperti likuifaksi dan gasifikasi
serta dampak lingkungan.
C. Klasifikasi Internasional
1. Klasifikasi hard
coal secara internasional
Untuk membantu perdagangan batu bara secara internasional,
Masyarakat Ekonomi Eropa atau disingkat MEE pada tahun 1949 membentuk Classification Working Party untuk
membuat sistem klasifikasi batu bara secara internasional. Sistem klasifikasi
ini di tiap-tiap Negara penghasil batu bara dipelajari, demikian pula dengan
metode sampling dan analisis yang digunakan secara nasional. Pada tahun 1956
dibentuk “Internasional Classification of
Hard Coals by Type” sistem ini hanya berlaku untuk hard coal, yaitu batu bara yang mempunyai gross calorific value
lebih besar dari 5700 kcal/kg (23.860 MJ/kg). Sistem ini berdasarkan rank,
menggunakan sandi, serta mencerminkan aspek-aspek komersial. Kekurangan dari
sistem ini adalah tidak mencakup semua jenis batu bara, tidak dapat digunakan
untuk likuifaksi dan gasifikasi, tidak ada informasi mengenai lingkungan, tidak
ada informasi mengenai grade dan
pemilihan berbagai parameter, memerlukan sandi, dan tidak mengikutsertakan batu
bara dengan rank lebih rendah dari hard
coal.
2. New International
Codification of Higher Rank Coals
Sistem Codification adalah sistem yang menggantikan sistem Hard Coal. Sistem ini diterbitkan pada
tahun 1988, diberi nama Codification karena sistem ini tidak berdasarkan
hierarki dan meliputi evaluasi secara geologi dari sumber batu bara, proses
penambangan, dan penggunaan dalam indusri. Apabila sistem Hard Coal menggunakan sandi 3 angka maka dalam sistem yang baru
digunakan 14 angka dari 8 parameter dasar. Di dalam sandi terkandung informasi
mengenai susunan petrografik, rank
dan grade. Pemberian sandi
menggunakan 14 angka, yang mewakili 8 parameter sebagai berikut :
1. Mean random vitrinite
reflectance : 2 angka
2. Vitrinite
reflectogram characteristics : 1 angka
3. Maceral composition
:
a. liptinite content
: 1 angka
b. inertinite content
: 1 angka
4. Crucible swelling
number : 1 angka
5. Volatile matter
: 2 angka
6. Ash : 2 angka
7. Sulphur : 2
angka
8. Gross calorific
value : 2 angka
Jadi, sistem ini digunakan untuk batu bara rank medium dan
tinggi, batu bara tunggal maupun blending, batu bara yang belum dicuci maupun
yang sudah dicuci, dan untuk semua pemanfaatan batu bara. Sistem ini memiliki
kekurangan, yaitu sangat rumit, memerlukan sandi, ada masalah dalam inertinit,
dan beberapa parameter seperti reflektogram, memberikan informasi yang kurang
berguna.
3. Klasifikasi Internasional Untuk Brown Coal
Klasifikasi internasional untuk batu bara rank rendah, yaitu
brown coal yang sekarang ada dipublikasikan pertama kali oleh MEE pada tahun
1957. Sistem ini meliputi batu bara yang mempunyai gross calorific value (maf)
lebih kecil dari 5700 kcal/kg. Mula-mula brown coal dibagi menjadi 6 kelas
menurut total moisture-nya, kemudian
dibagi menjadi 5 grup menurut karbonisasi suhu rendah. Klasifikasi batu bara
diwakili oleh sandi yang terdiri dari 4 angka, dua angka pertama menunjukan
kelas, dan dua angka terakhir menunjukan grup. Pada tahun 1974, ISO menerbitkan
sistem klasifikasi untuk brown coal
dan lignit. Sifat parameter yang
digunakan sama hanya tidak terdiri atas 4 sandi, melainkan 2 sandi. Kedua
klasifikasi ini sama, yaitu komersial untuk brown
coal dan lignit, serta untuk batu
bara tunggal, menggunakan sandi sederhana serta mudah digunakan. Ada beberapa
kekurangan dalam sistem ini, yaitu tidak cocok untuk likuifaksi dan gasifikasi,
tidak mengandung informasi mengenai lingkungan dan grade, tidak ada definisi mengenai perbatasan brown coal/gambut, dan menggunakan sandi.
Masih banyak sistem klasifikasi menurut beberapa negara penghasil batubara. Pembahasan di atas merupakan contoh sistem klasifikasi batubara yang digunakan di Amerika dan beberapa negara di Eropa.