Secara umum genesa bahan galian
mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model
(bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan
bahan galian (geologic controls).
Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai
pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan
sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan
(penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam
penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut (Gambar 1)
Gambar 1. Hubungan antara genesa endapan mineral
(bahan galian) dengan beberapa ilmu yang ada pada industri mineral
Endapan-endapan mineral yang muncul
sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer
telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen).
1. Keterdapatan Mineral Bijih
Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik. Pada Tabel 1 dapat dilihat komposisi umum dari kerak bumi dan beberapa logam-logam lain mempunyai kuantitas kecil dan umum terdapat pada batuan beku
Tabel 1 Komposisi elemen-elemen penyusun kerak bumi dan pada batuan
beku (Sumber; Bateman, 1982).
a. Elemen penyusun kerak bumi
b. Logam-logam yang umum pada batuan
beku
Elemen
%
Berat
%
Atom
%
Volume
Elemen
%
Elemen
%
Oksigen
47,71
60,5
94,24
Alumunium
8,13
Kobalt
0,0023
Silikon
27,69
20,5
0,51
Besi
5,00
Timbal
0,0016
Titanium
0,62
0,3
0,03
Magnesium
2,09
Arsenik
0,0005
Alumunium
8,07
6,2
0,44
Titanium
0,44
Uranium
0,0004
Besi
5,05
1,9
0,37
Mangan
0,10
Molibdenum
0,00025
Magnesium
2,08
1,8
0,28
Kromiun
0,02
Tungsten
0,00015
Kalsium
3,65
1,9
1,04
Vanadium
0,015
Antimony
0,0001
Sodium
2,75
2,5
1,21
Zink
0,011
Air Raksa
0,00005
Potassium
2,58
1.4
1,88
Nikel
0,008
Perak
0,00001
Hidrogen
0,14
3,0
Tembaga
0,005
Emas
0,0000005
Timah
0,004
Platinum
0,0000005
Pengertian bijih adalah
endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya secara
ekonomis, dan bijih dalam suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama,
yaitu tingkat terkonsentrasi (kandungan logam berharga pada endapan), letak
serta ukuran (dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar
yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan galian yang berharga
terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai tingkat minimum yang
tertentu tergantung pada jenis bijih atau mineralnya. Dalam Tabel 2 dapat
dilihat beberapa bijih logam yang dapat diambil (diekstrak) dari mineral
bijihnya, dan pada Tabel 3 dapat dilihat beberapa gangue mineral yang merupakan mineral-mineral (dalam jumlah
sedikit/kecil) yang terdapat bersamaan dengan mineral bijih dan relatif tidak
ekonomis.
Tabel 2. Beberapa
mineral bijih yang dapat diekstrak sebagai komoditi logam (Sumber ; Bateman,
1982).
Logam
Mineral Bijih
Komposisi
% Logam
Primer
Supergene
Emas
Emas
Native
Kalaverit
Silvanit
Au
AuTe2
(Au,Ag)Te2
100
39
-
x
x
x
x
x
Perak
Perak
Native
Argentit
Seragirit
Ag
Ag2S
AgCl
100
87
75
x
x
x
x
x
Besi
Magnetit
Hematit
Limonit
Siderit
FeO.Fe2O3
Fe2O3
Fe2O3.H2O
FeCO3
72
70
60
48
x
x
x
x
x
x
Tembaga
Tembaga
Native
Bornit
Brokhantit
Kalkosit
Kalkopirit
Kovelit
Kuprit
Digenit
Enargit
Malasit
Azurit
Krisokola
Cu
Cu5FeS4
CuSO4.3Cu(OH)2
Cu2S
CuFeS2
CuS
Cu2O
Cu9S5
3Cu2S.As2S5
CuCO3.Cu(OH)2
2CuCO3.Cu(OH)2
CuSiO3.Cu(OH)2
100
63
62
80
34
66
89
78
48
57
55
36
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Timbal
(Lead)
Galena
Serusit
Anglesit
PbS
PbCO3
PbSO4
86
77
68
x
x
x
Seng
(Zinc)
Sfalerit
Smitsonit
Hemimorfit
Zinksit
ZnS
ZnCO3
H2ZnSiO5
ZnO
67
52
54
80
x
x
x
x
Timah
Kasiterit
Stannit
SnO2
Cu2S.FeS.SnS2
78
27
x
x
?
?
Nikel
Pentlandit
Garneirit
(Fe,Ni)S
H2(Ni,Mg)SiO3.H2O
22
-
x
x
Kromium
Kromit
FeO.Cr2O3
68
x
Mangan
Pirolusit
Psilomelan
Braunit
Manganit
MnO2
Mn2O3.xH2O
3Mn2O3.MnSiO3
Mn2O3.MnSiO3
63
45
69
62
x
x
?
x
x
x
x
Alumunium
Bauksit
Al2O3.2H2O
39
x
Antimon
Stibnit
Sb2S3
71
x
Bismuth
Bismuthit
Bi2S3
81
x
x
Kobalt
Smaltit
Cobaltit
CoAs2
CoAsS
28
35
x
x
Air
Raksa
Sinabar
HgS
86
x
Molibdenum
Molibdenit
Wulfenit
MoS2
PbMoO4
60
39
x
x
Tungsten
Wolframit
Huebnerit
Scheelit
(Fe,Mn)WO4
MnWO4
CaWO4
76
76
80
x
x
x
Uranium
Uraninit
Pitcblende
Coffinit
Carnotit
Combined
UO2
dan
UO3
USiO4
K2O.2U2O3
50-85
75
60 U2O3
x
x
x
x
a. Elemen penyusun kerak bumi
b. Logam-logam yang umum pada batuan
beku
Elemen
%
Berat
%
Atom
%
Volume
Elemen
%
Elemen
%
Oksigen
47,71
60,5
94,24
Alumunium
8,13
Kobalt
0,0023
Silikon
27,69
20,5
0,51
Besi
5,00
Timbal
0,0016
Titanium
0,62
0,3
0,03
Magnesium
2,09
Arsenik
0,0005
Alumunium
8,07
6,2
0,44
Titanium
0,44
Uranium
0,0004
Besi
5,05
1,9
0,37
Mangan
0,10
Molibdenum
0,00025
Magnesium
2,08
1,8
0,28
Kromiun
0,02
Tungsten
0,00015
Kalsium
3,65
1,9
1,04
Vanadium
0,015
Antimony
0,0001
Sodium
2,75
2,5
1,21
Zink
0,011
Air Raksa
0,00005
Potassium
2,58
1.4
1,88
Nikel
0,008
Perak
0,00001
Hidrogen
0,14
3,0
Tembaga
0,005
Emas
0,0000005
Timah
0,004
Platinum
0,0000005
Logam
|
Mineral Bijih
|
Komposisi
|
% Logam
|
Primer
|
Supergene
|
Emas
|
Emas
Native
Kalaverit
Silvanit
|
Au
AuTe2
(Au,Ag)Te2
|
100
39
-
|
x
x
x
|
x
x
|
Perak
|
Perak
Native
Argentit
Seragirit
|
Ag
Ag2S
AgCl
|
100
87
75
|
x
x
|
x
x
x
|
Besi
|
Magnetit
Hematit
Limonit
Siderit
|
FeO.Fe2O3
Fe2O3
Fe2O3.H2O
FeCO3
|
72
70
60
48
|
x
x
x
|
x
x
x
|
Tembaga
|
Tembaga
Native
Bornit
Brokhantit
Kalkosit
Kalkopirit
Kovelit
Kuprit
Digenit
Enargit
Malasit
Azurit
Krisokola
|
Cu
Cu5FeS4
CuSO4.3Cu(OH)2
Cu2S
CuFeS2
CuS
Cu2O
Cu9S5
3Cu2S.As2S5
CuCO3.Cu(OH)2
2CuCO3.Cu(OH)2
CuSiO3.Cu(OH)2
|
100
63
62
80
34
66
89
78
48
57
55
36
|
x
x
x
x
x
x
x
|
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
|
Timbal
(Lead)
|
Galena
Serusit
Anglesit
|
PbS
PbCO3
PbSO4
|
86
77
68
|
x
|
x
x
|
Seng
(Zinc)
|
Sfalerit
Smitsonit
Hemimorfit
Zinksit
|
ZnS
ZnCO3
H2ZnSiO5
ZnO
|
67
52
54
80
|
x
x
|
x
x
|
Timah
|
Kasiterit
Stannit
|
SnO2
Cu2S.FeS.SnS2
|
78
27
|
x
x
|
?
?
|
Nikel
|
Pentlandit
Garneirit
|
(Fe,Ni)S
H2(Ni,Mg)SiO3.H2O
|
22
-
|
x
|
x
|
Kromium
|
Kromit
|
FeO.Cr2O3
|
68
|
x
|
|
Mangan
|
Pirolusit
Psilomelan
Braunit
Manganit
|
MnO2
Mn2O3.xH2O
3Mn2O3.MnSiO3
Mn2O3.MnSiO3
|
63
45
69
62
|
x
x
?
|
x
x
x
x
|
Alumunium
|
Bauksit
|
Al2O3.2H2O
|
39
|
x
|
|
Antimon
|
Stibnit
|
Sb2S3
|
71
|
x
|
|
Bismuth
|
Bismuthit
|
Bi2S3
|
81
|
x
|
x
|
Kobalt
|
Smaltit
Cobaltit
|
CoAs2
CoAsS
|
28
35
|
x
x
|
|
Air
Raksa
|
Sinabar
|
HgS
|
86
|
x
|
|
Molibdenum
|
Molibdenit
Wulfenit
|
MoS2
PbMoO4
|
60
39
|
x
|
x
|
Tungsten
|
Wolframit
Huebnerit
Scheelit
|
(Fe,Mn)WO4
MnWO4
CaWO4
|
76
76
80
|
x
x
x
|
|
Uranium
|
Uraninit
Pitcblende
Coffinit
Carnotit
|
Combined
UO2
dan
UO3
USiO4
K2O.2U2O3
|
50-85
75
60 U2O3
|
x
x
|
x
x
|
Tabel 3. Beberapa
mineral gangue yang umum muncul pada mineral bijih, (Sumber ; Bateman, 1982).
Kelas
|
Nama
|
Komposisi
|
Primer
|
Supergene
|
Oksida
|
Kuarsa
Silikat
lain
Bauksit
Limonit
|
SiO2
SiO2
Al2O3.2H2O
Fe2O3.H2O
|
x
x
x
|
x
x
x
x
|
Karbonat
|
Kalsit
Dolomit
Siderit
Rodokrosit
|
CaCO3
(Ca,Mg)CO3
FeCO3
MnCO3
|
x
x
x
x
|
x
x
x
|
Sulfat
|
Barit
Gipsum
|
BaSO4
CaSO4+H2O
|
x
x
|
x
x
|
Silikat
|
Feldspar
Garnet
Rhodonit
Klorit
Mineral
Lempung
|
-
-
MnSiO3
-
-
|
x
x
x
x
x
|
x
|
Lain-lain
|
Bahan
batuan
Florit
Apatit
Pirit
Markasit
Pirotit
Arsenopirit
|
CaF2
(CaF)Ca4(PO4)3
FeS2
FeS2
Fe1-xS
FeAsS
|
x
x
x
x
x
x
|
x
x
|
Batuan merupakan suatu bentuk
alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan kadang-kadang oleh
material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen (terbentuk dari
beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen. Deret
reaksi Bowen (deret pembentukan mineral pada batuan) telah dimodifikasi oleh
Niggli, V.M. Goldshmidt, dan H. Schneiderhohn, seperti terlihat pada Gambar
2.
Gambar 2. Diagram urutan pengendapan mineral
Sedangkan proses pembentukan
mineral berdasarkan komposisi kimiawi larutan (konsentrasi suatu
unsur/mineral), temperatur, dan tekanan pada kondisi kristalisasi dari magma
induk telah didesign oleh Niggli seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar. 3 Diagram
Temperatur-Konsentrasi-Tekanan (Diagram Niggli)
Jika pembentukan endapan mineral
dikelompokkan menurut proses pembentukannya, maka salah satu
pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Lindgren (Modifikasi)
|
I. Endapan yang terbentuk melalui
proses konsentrasi kimia (Suhu dan Tekanan
Bervariasi)
A. Dalam magma, oleh proses differensiasi
1. Endapan
magmatik (segresi magma, magmatik cair); T 700-15000C; P sangat tinggi.
2. Endapan
Pegmatit; T sedang-sangat tinggi; P sangat tinggi
B. Dalam badan batuan
1. Konsentrasi karena ada penambahan dari luar
(epigenetik)
1.1. Asal
bahan tergantung dari erupsi batuan beku
a. Oleh hembusan langsung bekuan
(magma)
- dari efusif; sublimat;
fumarol, T 100-6000C; P atmosfer sedang
- dari intrusif, igneous
metamorphic deposits; T 500-8000C, P sangat tinggi
b. Oleh penambahan air panas yang
terisi bahan magma
- Endapan hipothermal; T 300-5000C,
P sangat tinggi
- Endapan mesothermal; T 200-3000C,
P sangat tinggi
- Endapan epithermal; T 50-2000C,
P sangat tinggi
- Endapan telethermal; T rendah,
P rendah
- Endapan xenothermal; T
tinggi-sedang, P sedang-atmosfer
1.2. Konsentrasi
bahan dalam badan batuan itu sendiri :
a. Konsentrasi oleh metamorfosis
dinamik dan regional, T s/d 4000C; P tinggi.
b. Konsentrasi oleh air tanah dalam;
T 0-1000C; P sedang
c. Konsentrasi oleh lapukan batuan
dan pelapukan residu dekat permukaan;
T
0-1000C; P sedang-atmosfer
C. Dalam
masa air permukaan
1. Oleh interaksi larutan; T 0-700C;
P sedang
a. Reaksi anorganik
b. Reaksi organik
2. Oleh penguapan pelarut
II. Endapan-endapan
yang dihasilkan melalui konsentrasi mekanis; T & P sedang.
|
Sedangkan secara umum
keterdapatan endapan bahan galian dengan mineral-mineral bijihnya dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar
4. Keterdapatan dan letak
mineral-mineral bijih
2. Pengertian Mendala Metalogenik
Istilah Mendala Metalogenik atau Metallogenic Province memiliki
pengertian suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas,
atau oleh satu atau lebih jenis-jenis karakteristik
mineralisasi. Suatu mendala metalogenik mungkin memiliki lebih dari satu
episode mineralisasi yang disebut dengan Metallogenic
Epoch.
Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan, endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma (Gambar 5).
Beberapa contoh mendala metalogenik antara lain ; segregasi lokal dari kromium dan nikel di bagian yang paling dalam dari kerak samudera, dan pengendapan sulfida-sulfida masif dari tembaga dan besi di tempat-tempat yang panas, metal-bearing brine menuju samudra melalui zona regangan, endapan-endapan mineral magmatik-hidrotermal berhubungan dengan proses-proses subduksi. Tumbukan dan subduksi membentuk gunung-gunung yang besar seperti di Andes, yang mana endapan-endapan mineral dibentuk oleh diferensiasi magma (Gambar 5).
Gambar 5. Diagram Skematis yang Menggambarkan
Setting Geologi Endapan-endapan Mineral, dan Hubungannya dengan Proses-proses
Tektonik Lempeng (Gocht, Zantop, Eggert; 1988)
Contoh mendala metalogenik yang
terdapat di Indonesia antara lain: mendala metalogenik Malaya (terdiri dari
batuan beku asam dengan mineral berharga kasiterit), manda metalogenik Sunda
(terdiri dari batuan intermediet dengan mineral berharga elektrum (Au, Ag)),
serta mendala metalogenik Sangihe-Talaut (terdiri dari batuan ultrabasa dengan
mineral berharga nikel).
3. Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer
Pembentukan bijih
primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan,
yaitu :
-
Fase Magmatik
Cair
-
Fase
Pegmatitik
- Fase Pneumatolitik
- Fase Hidrothermal
- Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di
atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-beda, yaitu yang
berhubungan dengan:
- Kristalisasi
magmanya
- Jarak
endapan mineral dengan asal magma
-) intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam
daerah batuan beku.
-) peri-magmatic, bila endapan terletak di luar
(dekat batas) batuan beku.
-) crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan
dan batuan beku tidak jelas.
-) apo-magmatic, bila letak endapan tidak
terlalu jauh terpisah dari batuan beku.
-) tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral
tidak terlihat (terdapat) batuan beku
- Bagaimana
cara pengendapan terjadi
-) terbentuk karena kristalisasi
magma atau di dalam magma
-) terbentuk pada lubang-lubang yang
telah ada
-) metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara
batuan yang telah ada dengan larutan pembawa bijih
- Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan
- Waktu terbentuknya endapan
-) syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan
pembentukan batuan
-) epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya
dengan pembentukan batuan
3.1 Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid magmatic
phase adalah suatu fase
pembentukan mineral, dimana mineral terbentuk langsung pada magma
(differensiasi magma), misalnya dengan cara gravitational
settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini adalah
kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga Gambar 4). Fase magmatik cair
ini dapat dibagi atas :
- Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan
tersebar merata diseluruh masa batuan. Contoh intan dan platina.
- Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar
merata, tetapi hanya kurang terkonsentrasi di dalam batuan.
- Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak
di dalam magma (batuan beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma.
3.2 Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari
hasil injeksi magma. Sebagai akibat kristalisasipada magmatik awal dan tekanan
disekeliling magma, maka cairan residual yang mobile akan terinjeksi dan
menerobos batuan disekelilingnya sebagai dyke, sill, dan stockwork (Gambar 7).
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena
tidak adanya kontras tekanan dan temperatur antara magma dengan batuan
disekelilingnya, sehingga pembekuan berjalan dengan lambat. Mineral-mineral
pegmatit antara lain : logam-logam ringan (Li-silikat, Be-silikat
(BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan Mo),
unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti),
batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky
quartz, rock crystal).
Gambar 6 Skematik proses diffrensiasi pada face magmatik cair
Keterangan untuk
Gambar 6
:
1. Vesiculation,
Magma
yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air (H2O), karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan
klorin (Cl). Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk
gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik dan
membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan potasium.
2. Diffusion,
Pada
proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan material dari batuan
yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang sangat lambat. Proses
diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme differensiasi magma yang lain.
Walaupun demikian, proses diffusi dapat menjadi sama efektifnya, jika magma
diaduk oleh suatu pencaran (convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana
magma dapat kehilangan beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari
dinding reservoar.
3. Flotation,
Kristal-kristal
ringan yang mengandung sodium dan potasium cenderung untuk memperkaya magma
yang terletak pada bagian atas reservoar dengan unsur-unsur sodium dan
potasium.
4. Gravitational
Settling, Mineral-mineral
berat yang mengandung kalsium, magnesium dan besi, cenderung memperkaya
resevoir magma yang terletak disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur
tersebut. Proses ini mungkin menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk
perlapisan. Lapisan paling bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih
berat seperti mineral-mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan
mineral-mineral silikat yang lebih ringan.
5. Assimilation
of Wall Rock, Selama
emplacement magma, batu yang jatuh dari dinding reservoir akan bergabung dengan
magma. Batuan ini bereaksi dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam
magma, sehingga merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium,
potasium dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika
batuan dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah
menjadi berkomposisi gabroik.
6. Thick
Horizontal Sill, Secara
umum bentuk ini memperlihatkan proses differensiasi magmatik asli yang membeku
karena kontak dengan dinding reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku,
terjadi Crystal Settling dan
menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada
lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.
Gambar
7. Sketsa zona mineralisasi pada
komplek pegmatit di San Gabriel Mountains, California (Dari Park, 1975 p 260).
3.3 Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik
Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas
dan cairan dari magma dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut
geologi, ini disebut kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara
batuan yang lebih tua dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas
dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif.
Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3),
amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit,
turmalin, diopsit, dan skarn. Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya
perubahan pada tepi batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang
diintrusi, yaitu: baking
(pemanggangan) dan hardening
(pengerasan).
Igneous
metamorfism
ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan penerobosan
batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan
ter-rekristalisasi, terubah (altered),
dan tergantikan (replaced). Perubahan
ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh
terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada metamorfisme
kontak. Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari
aktivitas uap air. Pirometamorfisme
menekankan hanya pada pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak
terjadinya proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan
temperatur tinggi
Gambar
8. Contoh endapan Igneous
Metamorfism berupa endapan iron rich fluids di Granite Mount, Utah (Dari Park,
1975 p 285).
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme
umumnya sulfida sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit,
bornit, dan beberapa molibdenit (Tabel 4). Sedikit endapan jenis ini yang
betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit
atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis
ini (Singkep-Indonesia).
Tabel 4. Contoh beberapa jenis endapan
metasomatisme kontak (Dari berbagai sumber).
Endapan
|
Mineral Logam Utama
|
Lokasi
|
Besi
|
magnetit,
hematit
|
Cornwall,
Pennsylvenia USA ; Banat Hongaria
|
Tembaga
|
kalkopirit,
bornit, pirit, pirrotit, spalerit, molibdenit, oksida besi
|
Beberapa
endapan di Morenci dan Bisbee, Arizona USA ; Suan, Korea
|
Zn
|
spalerit
+ magnetit, sulfida Fe + Pb
|
Hannover,
N-Mexico, USA; Kamioka, Jepang
|
Pb
|
galena +
magnetit, sulfida Fe, Cu dan Zn
|
Magdalena,
N-Mexico, USA
|
Sn
|
kasiterit,
wollframit, magnetit, scheelit, pirrotit
|
Pikaranta,
Finlandia; Saxony, Jerman; Malaysia; Singkep (Indonesia)
|
Wolfram
|
scheelit
dengan molibdenit dan beberapa sulfida
|
Mill
City, Nevada, USA; King Island, Australia
|
Lainnya
|
grafit,
emas. molibdenit, mangan, garnet, corundum
|
3.4 Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat
"aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya
akan logam-logam yang relatif ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari
proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua
macam endapan hidrothermal, yaitu :
- cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah
ada di dalam batuan.
- metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan
dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara
pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain
Ephithermal (T 00C-2000C),
Mesothermal (T 1500C-3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C).
Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang
tertentu (spesifik), berikut altersi yang
ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti
pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu terdapat
dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan alterasi yang ditimbulkan
untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5. Alterasi-alterasi yang
terjadi pada fase hidrothermal
Keadaan
|
Batuan dinding
|
Hasil alterasi
|
Epithermal
|
batuan
gamping
lava
batuan
beku intrusi
|
silisifikasi
alunit,
clorit, pirit, beberapa sericit, mineral-mineral lempung
klorit,
epidot, kalsit, kwarsa, serisit, mineral-mineral lempung
|
Mesothermal
|
batuan
gamping
serpih,
lava
batuan
beku asam
batuan
beku basa
|
silisifikasi
selisifikasi,
mineral-mineral lempung
sebagian besar
serisit, kwarsa, beberapa mineral lempung
serpentin,
epidot dan klorit
|
Hypothermal
|
batuan
granit, sekis lava
|
greissen,
topaz, mika putih, tourmalin, piroksen, amphibole.
|
Paragenesis endapan
hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4),
hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2),
arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit
: Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2),
Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS),
dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa,
tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat Sedangkan paragenesis endapan
mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite (Sn, Cu) sulfida,
sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu
sulfida, Sb sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13,
bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit (CuFeS2),
dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit. Paragenesis
endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper (Cu), argentit
(AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2),
cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit
(CuFeSn), dengan mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg
karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3), barit (BaSO4),
zeolit (Al-silikat)
Gambar
9. Endapan bijih perak berupa
endapan hidrothermal tipe epithermal dengan pengkayaan bijih di sepanjang
rekahan-rekahan dan urat-urat di Pachuca Meksiko (Dari Park, 1975 p 349).
3.5 Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan phase vulkanik
merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih secara primer. Sebagai
hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
- lava flow
- ekshalasi
- mata air panas
Ekshalasi
dibagi menjadi : fumarol (terutama
terdiri dari uap air H2O), solfatar (berbentuk gas SO2),
mofette (berbentuk gas CO2),
saffroni (berbentuk baron). Bentuk
(komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air
karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat. Jika dilihat dari segi ekonomisnya,
maka endapan ekonomis dari phase vulkanik adalah : belerang (kristal belerang
dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya hematit, Fe2O3)
Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut (Gambar 10
dan Tabel 6), sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang, dan
sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.
Gambar 10. Model Geologi Endapan Tembaga-Timbal-Seng volkanogenik (After Horikoshi & Sato, 1970; Sato,1981).
4. Proses Pembentukan Endapan Sedimenter
Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih
yang ada kaitannya dengan batuan sedimen, dibentuk oleh pengaruh air,
kehidupan, udara selama sedimentasi, atau pelapukan maupun dibentuk oleh proses
hidrotermal. Mineral bijih sedimenter umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan
litologi tertentu (stratabound).
Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena
proses mekanik seperti endapan timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan
endapan emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan
sedimenter karena pelapukan kimiawi seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan
laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah/ Selatan. Y. B. Chaussier
(1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan sumber metal dan
berdasarkan host rock-nya.
Berdasarkan sumber metal dibagi dua yaitu
endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan atau
bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari
aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu
endapan singenetik (endapan yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya
batuan) serta endapan epigenetik (endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder
dipengaruhi empat faktor yaitu : sumber dari mineral, metal atau metaloid,
supergene atau hypogene (primer atau sekunder), erosi dari daerah mineralisasi
yang kemudian diendapkan dalam cekungan
(supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan
diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau
vulkanisme (hypogene).
4.1 Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan
dan Proses Kimia Sebagai Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi
Secara normal material bumi tidak dapat
mempertahankan keberadaanya dan akan mengalami transportasi geokimia yaitu
terdistribusi kembali dan bercampur dengan material lain. Proses dimana
unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan geokimia yang baru dinamakan
dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi mekanis, dispersi kimia mencoba
mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi. Dalam hal ini adanya dispersi
geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder. Dispersi geokimia primer adalah
dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi, meliputi proses penempatan
unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa memperhatikan
bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah dispersi
kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali
pola-pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan,
antara lain proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan.
Bahan terangkut pada proses
sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan akhirnya diendapkan pada suatu
tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi dispersi. Unsur dengan mobilitas
yang rendah cenderung berada dekat dengan tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur
dengan mobilitas tinggi cenderung relatif jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu
juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph suatu lingkungan seperti Cu dalam
kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi sedangkan dalam kondisi basa akan
mempunyai mobilitas rendah (Lihat Tabel 7 dan Gambar 11).
Tabel 7. Beberapa mobilitas unsur pada berbagai lingkungan
Mobilitas Relatif
|
Kondisi Lingkungan
|
|||
Oksidasi
|
Asam
|
Netral-basa
|
Reduksi
|
|
Sangat tinggi
|
Cl,I,
Br, S, B
|
Cl,I,
Br, S, B
|
Cl,I,
Br, S, B,
Mn,
V, U, Se, Re
|
Cl,
I, Br
|
Tinggi
|
Mn,
V, U, Se, Re, Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra, Zn
|
Mn,
V, U, Se, Re, Ca, Na, Mg, F, Sr, Ra, Zn, Cu, Co, Ni, Hg, Au
|
Ca,
Na, Mg, F, Sr, Ra
|
Ca,
Na, Mg, F, Sr, Ra
|
Sedang
|
Cu,
Co, Ni, Hg, Ag, Au, As, Cd
|
As,
Cd,
|
As,
Cd
|
|
Rendah
|
Si,
P, K,
Pb,
Li, Rb, Ba
Be,
Bi, Sb, Ge, Cs, Tl
|
Si,
P, K,
Pb,
Li, Rb, Ba
Be,
Bi, Sb, Ge, Cs, Tl
Fe,
Mn
|
Si,
P, K,
Pb,
Li, Rb, Ba
Be,
Bi, Sb, Ge, Cs, Tl
Fe,
Mn
|
Si,
P, K
Fe,
Mn
|
Sangat rendah sampai immobil
|
Fe,
Mn,
Al,
Ti, Sn, Te
W,
Nb, Ta, Pt,
Cr,
Zr, Th,
Rare
earth
|
Al,
Ti, Sn, Te
W,
Nb, Ta, Pt,
Cr,
Zr, Th,
Rare
earth
|
Al,
Ti, Sn, Te
W,
Nb, Ta, Pt,
Cr,
Zr, Th,
Rare
earth
Zn
Co,
Cu, Ni, Hg, Ag, Au
|
Al,
Ti, Sn, Te
W,
Nb, Ta, Pt,
Cr,
Zr, Th,
Rare
earth
S,
B
Mn,
V, U, Se, Re
Zn
Co,
Cu, Ni, Hg, Ag, Au
As,
Cd,
Pb,
Li, Rb,
Ba,
Be, Bi,
Sb,
Ge, Tl
|
Gambar
11. Diagram Fence yang memperlihatkan
hubungan Eh-pH mineral-mineral non-klastis (Krumbin dan Garrels, 1952).
Sebagai contoh dapat diberikan
pada proses pengkayaan sekunder pada endapan lateritik. Dari pelapukan
dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari udara atau air permukaan.
Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah. Akibat proses oksidasi
ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa meresap ke bawah
permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi), lihat Gambar 12.
Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna kuning
kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah endapan
nikel laterit.
Gambar 12. Penampang vertikal suatu endapan lateritik (nikel)
4.2
Cebakan Mineral Dibentuk oleh
Pelapukan Mekanik
Mineral disini terbentuk oleh
konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan dari residu. Proses
pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung oleh besar butir dan
berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser terpenting adalah
Pt, Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet, tantalum,
rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana
diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi menjadi :
- Endapan plaser eluvium,
diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih primer. Mereka terbentuk
dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan), material mengalami pelapukan
setelah pencucian. Sebagai contoh endapan platina di Urals.
- Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser
terpenting. Terbentuk di sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat
karena berat jenis, mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai.
Intensitas pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah dalam meander, di
kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di Bangka dan Belitung. Au-plaser di California.
- Plaser laut/pantai, endapan ini
terbentuk oleh karen aktivitas gelombang memukul pantai dan mengabrasi dan
mencuci pasir pantai. Mineral yang umum di sini adalah ilmenit, magnetit,
monasit, rutil, zirkon, dan intan, tergantung dari batuan terabrasi.
- Fossil plaser, merupakan endapan
primer purba yang telah mengalami pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan.
Sebagai contoh endapan ini adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan,
merupakan daerah emas terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan
uranium terjadi dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar
sepanjang 250 km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan
karena gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
Gambar 13. Sketsa
mekanisme endapan bijih sedimenter
4.3Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses
Pengendapan Kimia
4.3.1. Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk
pada iklim kering dicirikan oleh warna merah akibat oksidasi Fe dan umumnya
dalam literatur disebut “ red beds”. Kalau konsentrasi elemen logam dekat
permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan tinggi memungkinkan
terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian (leaching/pelindian)
meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir sedimen klastik.
Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan mineral
lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
4.3.2. Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di
lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat yang umumnya mempunyai
mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi dibandingkan kandungan di
laut. Kadar air laut mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh kadar air laut
untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam yang
berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe
dan Mn) seperti :
- Adanya salah satu sumber logam
yang berasal dari pelapkan batuan di
daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
- Transport dalam larutan, mungkin
sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil
partikel.
- Endapan di dalam cebakan
sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat
tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini
dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid membungkus material lain
seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris disebabkan
perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang terus
menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam
material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di
dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih
besi dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini
menutupi daerah luas lautan.
5. Contoh
Beberapa Endapan Mineral Yang Penting
5.1 Endapan mineral yang berhubungan dengan
proses-proses magmatik
Tergantung
pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan asosiasi elemen
yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida timah dan tungsten di
kedalaman zona-zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga, molibdenum,
timbal, dan seng dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt perak
dan emas natif di dekat permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-mineral
dapat mengalami disseminated dengan
baik antara silikat- silikat,
atau terkonsentrasi dalam rekahan yang baik
dalam batuan beku. Batugamping
di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian digantikan
oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak
metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang
terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya seperti urat emas-kuarsa-alunit epithermal, sehingga terbentuk cebakan tembaga,
timbal, seng, perak, dan emas (Gambar 15).
Gambar 15. Model Geologi Endapan Urat Logam Mulia
(After Buchanan,1981)
Larutan
hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral menuju
batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan blanket- shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan
emas, perak, dan air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan,
seperti kadar emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal
aktif di New Zealand. Jika larutan volkanik yang membawa logam memasuki
lingkungan laut, maka akan terbentuk kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga-
timbal-seng
5.2 Endapan mineral yang berhubungan dengan proses sedimentasi
Erosi benua dan pengisian
cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus geologi dan kimia yang dapat
berhubungan dengan formasi dari jenis endapan mineral selama pelapukan,
perombakan menjadi unsur-unsur pokok berupa fragmental (sebagai contoh kwarsa
atau kadang-kadang emas atau mineral-mineral berat), dan menjadi elemen-elemen
yang larut secara kimiawi (sebagai contoh adalah kalsium, sodium, atau
elemen-elemen metalik pembentuk bijih yang potensial seperti besi, tembaga,
timbal, dan seng). Unsur-unsur pokok fragmental tertransportasi oleh air
permukaan diendapkan sebagai batuan.
Klastik-klastik sedimen di benua
dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar dan bisa mengisi
pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah tertransportasi dengan
fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada endapan
Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah
placer di Asia bagian selatan.
Seringkali
formasi endapan sulfida stratiform
tidak tampak berhubungan dengan proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak
berhubungan dengan sirkulasi larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain,
sebagai contoh penirisan dari cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang
dihasilkan sangat mirip dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme
traping yang sama (Gambar
16).
Gambar 16. Model Geologi Endapan Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng (After Lydon, 1983)
Hanya
mineral-mineral sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-water interface atau dalam batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari
formasi bijih berhubungan terhadap waktu pengendapan sedimen, terhadap waktu
kompaksi dan konsolidasinya, atau terhadap waktu-waktu berikutnya saat
sedimen-sedimen mengalami indurasi
penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak melalui batuan yang
porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini, contoh yang bagus
adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Proses-proses
sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu bara, minyak
dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi dan mengalami
pemanasan akibat penurunan dan proses burial.
Demikian juga, minyak dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik dalam
batuan sedimen oleh peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan gas dapat
bermigrasi melalui batuan yang porous membentuk reservoir yang besar dalam
struktur yang baik, atau tetap di dalam
batuan sumber membentuk oil shale.
5.3 Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan
Proses Metamorfisme
Metamorfisme
yaitu proses rekristalisasi dan
peleburan akhir dari batuan beku atau batuan sedimen, yang disebabkan
oleh
intrusi dari magma baru atau oleh proses
burial yang dalam. Endapan hidrotermal kontak metasomatik terbentuk di
sekitar magma yang mengalami intrusi, seperti yang digambarkan di atas.
Metamorfisme burial yang dalam dapat
menimbulkan overprinting terhadap
akumulasi mineral yang ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar adalah
endapan sediment-hosted lead-zinc di Broken Hill, Australia.
Metamorfisme burial juga membebaskan sebagian besar
larutan hidrotermal yang melarutkan logam-logam dari country rock,
diendapkan saat larutan bertemu dengan suatu
lingkungan dengan kondisi temperatur, tekanan, dan kimia yang tepat
untuk
formasi bijih. Formasi endapan emas di beberapa jalur metamorfik
Precambrian berhubungan terhadap
transportasi emas oleh metamorfic water
menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali jenis endapan tersebut,
metamorfisme regional tidak terlalu banyak membentuk formasi dari
endapan bijih
metalik.