Tumbuhan yang telah
mati tidak semuanya dapat menjadi gambut. Untuk terbentuknya gambut, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
- Terdapat lahan yang berada pada kondisi rawa dengan iklim yang memungkinkan untuk berkembangnya tumbuh-tumbuhan. Rawa mempunyai pengertian tidak terjadi sirkulasi air sehingga mengakibatkan kandungan oksigen dalam air menjadi rendah.
- Timbunan tumbuhan yang telah mati mengalami proses dekomposisi dan pemadatan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
- Terdapat kondisi yang lembab dan memungkinkan keluarnya udara (oksigen) dari timbunan tumbuhan. Akumulasi bakteri anaerob yang cukup banyak dalam air akan tetapi, kondisi perairan yang asam akan berakibat terhalangnya bakteri anaerob bereaksi (mengurai) timbunan tumbuhan yang telah mati.
- Terjadinya penurunan dasar rawa memungkinkan material tumbuhan dapat terendapkan lebih banyak dan makin tebal.
- Tidak terjadi pengendapan material sedimen hasil proses erosi daerah sekitarnya secara terus-menerus.
- Segera terjadi proses biokimia, yaitu proses penghancuran oleh bakteri anaerob terhadap sisa tumbuhan sehingga terbentuk jel seperti agar-agar yang kemudian disebut jelly.
Bakteri anaerob adalah bakteri yang mampu hidup
di air yang kurang atau tidak mengandung oksigen, yaitu pada air kotor antara
lain daerah rawa-rawa. Bakteri akan menguraikan bahan sisa tumbuhan, hasil
proses biokimianya adalah terbentuknya jelly
yang merupakan bahan pembentuk lapisan gambut yang lama kelamaan dapat menjadi
batubara.
Menurut hasil
penelitian yang relevan untuk membentuk gambut setebal 1 feet, diperlukan waktu
kurang lebih 100 tahun. Kadang-kadang dalam suatu lapisan gambut bahkan dalam
lapisan batubara biasanya dijumpai adanya struktur kayu yang masih tampak jelas
dan utuh. Hal ini terjadi kerena selama proses pembentukan gambut bakteri
anaerob tidak bekerja sempurna. Bakteri anaerob tidak dapat bekerja secara
sempurna karena bakteri tersebut terkena racun.