Hingga saat ini para akhli ilmu
kebumian belum mendapatkan cara yang tepat untuk menentukan umur Bumi secara
pasti hanya dengan batuan yang ada di Bumi mengingat batuan tertua yang ada di
Bumi telah terdaur ulang dan hancur oleh proses tektonik lempeng serta belum
pernah ditemukan batuan-batuan yang terjadi saat pembentukan planet Bumi.
Meskipun demikian para akhli sudah mampu menentukan kemungkinan umur dari
Sistem Tata Surya dan menghitung umur Bumi dengan mengasumsikan bahwa Bumi dan
benda-benda padat yang ada di dalam Sistem Tata Surya terbentuk pada saat yang
bersamaan dan sudah pasti memiliki umur yang sama pula. Umur dari batuan-batuan
yang ada di Bumi dan di Bulan serta Meteorit dapat dihitung dengan pemanfaatkan
unsur-unsur isotop radioaktif yang terjadi secara alamiah di dalam batuan dan
mineral, terutama yang mempunyai kisaran waktu paruh diatas 700 juta tahun atau
lebih dari 100 milyar tahun untuk menjadi unsur-unsur isotop yang stabil.
Teknik pelarikan ini dikenal dengan “penanggalan radioaktif’ yang dipakai untuk
menghitung umur batuan saat batuan tersebut terbentuk. Batuan tertua yang
berumur 3.5 milyar tahun dijumpai tersebar hampir disemua benua yang ada di
Bumi. Batuan tertua tersebut antara lain dijumpai di Acasta Gneisses di bagian
Baratlaut Canada dekat Great Slave Lake berumur 4.03 milyar tahun dan di
Greenland bagian barat pada batuan Isua Supracrustal, berumur 3.4-3.5 milyar
tahun. Hasil kajian dari penentuan umur batuan yang mendekati batuan tertua
juga dijumpai di Minnesota River Valley dan Michigan bagian utara, berumur
3.5-3.7 milyar tahun, di Swaziland, berumur 3.4-3.5 milyar tahun dan di
Australia Barat berumur 3.4-3.6 milyar tahun. Batuan batuan tersebut diatas
telah diuji beberapa kali melalui metoda penanggalan radiometrik dan ternyata
hasilnya tetap/konsisten. Hal ini memberi kepercayaan kepada para akhli bahwa
penentuan umur yang dilakukan diyakini kebenarannya. Hal yang sangat menarik
dari penentuan umur pada batuan batuan tertua diatas adalah bahwa batuan-batuan
tersebut tidak berasal dari batuan kerak bumi akan tetapi berasal dari aliran
lava dan batuan sedimen yang diendapkan di lingkungan air dangkal, dan dari
genesa batuan-batuan tersebut mengindikasikan bahwa sejarah bumi sudah berjalan
sebelum batuan tersebut terbentuk atau diendapkan.
Di Australia Barat, berdasarkan
penanggalan radioaktif terhadap satu kristal zircon yang dijumpai dalam batuan
sedimen yang umurnya lebih muda telah menghasilkan umur 4.3 milyar tahun yang
menjadikan kristal ini sebagai material yang paling tua yang pernah ditemukan
dimuka bumi. Batuan induk dari kristal zircon ini hingga saat ini belum
ditemukan. Berdasarkan hasil penentuan umur dari batuan-batuan tertua dan
kristal tertua menunjukkan bahwa Bumi paling tidak berumur 4.3 milyar tahun,
namun demikian penentuan umur terhadap batuan-batuan yang ada di Bumi belum
dapat untuk memastikan umur dari Bumi. Penentuan umur Bumi yang paling baik
adalah yang didasarkan atas ratio unsur Pb dalam Troilite pada batuan Iron
Meteorit yang diambil dari Canyon Diablo Meteorite menunjukkan umur 4.54 milyar
tahun. Sebagai tambahan, baru-baru ini telah dilaporkan bahwa hasil penanggalan
radioaktif U-Pb terhadap butiran-butiran mineral zircon yang berasal dari
batuan sedimen yang ada di Australia Barat bagian tengah diperoleh umur 4.4
milyar tahun. Hasil penanggalan radiometrik batuan-batuan yang berasal dari
bulan diperoleh umur 4.4 dan 4.5 milyar tahun dan umur ini merupakan umur
minimal dari pembentukan planet yang terdekat dengan Bumi. Ribuan fragmen
meteorit yang jatuh ke Bumi juga telah dikumpulkan dan menjadi batuan yang
terbaik untuk penentuan umur dari pembentukan Sistem Tata Surya. Lebih dari 70
meteorit dari berbagai jenis telah ditentukan umurnya berdasarkan penanggalan
radiometrik dan hasilnya menunjukkan bahwa meteorit dan sistem tatasurya
terbentuk 4.53 dan 4.58 milyar tahun yang lalu. Penentuan umur bumi tidak saja
datang dari penanggalan batuan saja akan tetapi juga mempertimbangkan bahwa
bumi dan meteorit sebagai bagian dari satu sistem yang sama dimana komposisi
isotop timah hitam (Pb), terutama Pb207 ke Pb206 berubah
sepanjang waktu sebagai hasil dari peluruhan Uranium-235 (U235) dan
Uranium-238 (U238). Para akhli kebumian sudah memakai pendekatan ini
dalam menentukan waktu yang dibutuhkan oleh isotop isotop didalam bijih timah
hitam (Pb) tertua yang ada di Bumi, yang mana isotop isotop tersebut jumlahnya
hanya sedikit, untuk berubah dari komposisi asalnya, sebagai hasil mengukuran
dari uranium fase bebas pada besi meteorit (iron meteorites), terhadap komposisinya
pada saat bijih timah hitam tersebut terpisah dari selaput sumbernya. Hasil
perhitungan ini dalam umur Bumi dan Meteorit serta Sistem Tata Surya adalah
4.54 milyar tahun dengan tingkat kesalahan kurang dari 1 persen. Untuk
ketelitian, umur ini mewakili saat saat terakhir dimana isotop Timah Hitam
adalah homogen selama Sistem Tata Surya bagian dalam dan saat dimana Timah
Hitam dan Uranium menyatu menjadi padat dari Sistem Tata Surya. Umur 4.54
milyar tahun yang diperoleh dari Sistem Tata Surya dan Bumi adalah konsisten
terhadap hasil perhitungan yang dilakukan sekarang untuk 11 sampai 13 milyar
tahun umur Milky Way Galaxy (berdasarkan tahapan evolusi dari bintang berkabut
global / globular cluster stars) dan umur 10 sampai 15 milyar tahun untuk umur
Universal (berdasarkan atas penurunan dari jarak galaxy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar