Salah satu identifikasi awal untuk
mengurangi resiko air yang masuk kelokasi penggalian adalah mengukur debit
sungai yang terdapat pada area tambang. Pengukuran debit sungai dapat dilakukan
dengan berbagai cara, baik dengan alat yang kompleks maupun sederhana.
Pengukuran debit sungai dengan cara yang cukup kompleks salah satunya adalah
metode pelampung. Adapun alat dan bahan yang digunakan ialah :
1.
Pelampung (bola pingpong)
2.
Meteran 50 meter
3.
Stopwatach
4.
Pasak
Parameter datanya ialah :
1.
Lebar sungai (L)
2.
Kedalaman sungai (h)
3.
Panjang lintasan ukur (P)
4.
Waktu kesampaian pelampung (T)
Perhitungan debit sungai dengan
menggunakan metode pelampung menggunakan persamaan Q = V x A, dimana (Q) adalah
debit air sungai, (V) kecepatan aliran, (A) luas penampangan. Nilai kecepatan
aliran diperoleh dari panjang lintasan ukur dibagi dengan waktu kesampaian
pelampung. Sedangkan luas penampangan didapatkan dari lebar sungai dikalikan
dengan rata-rata kedalaman sungai.
Contoh :
Perhitungan debit sungai di STA 1
Diket :
Panjang lintasan ukur (P) = 26 m
Waktu kesampaian pelampung rata-rata
(T)= 54,88 detik
Lebar sungai (L) = 12 meter
Kedalaman sungai (h) = 0,42 meter
Penyelesaian :
V = P/T
V = 26/54,88 = 0,44 m/s
A = L.h
A = 12.0,42 = 5,04 m
Sehingga,
Q = V.A = 0,44m/s.5,04 m = 2,217m/s =
2217 l/s
Jadi debit aliran air sungai di STA 1 adalah sebesar 2217 liter/detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar