Jumat, 12 Agustus 2016

EVALUASI KUALITAS PRODUKSI BATU BARA



      Kontrak batu bara antara penjual dan pembeli kebanyakan berbeda-beda akan tetapi, pada umunya kontrak jual-beli batu bara mencakup tonase, periode kontak, kecepatan pengiriman, cara pengangkutan, harga batu bara, dan kualitas batu bara. Harga dalam kontrak jual-beli dapat diubah atau diatur sesuai dengan perubahan kualitas batu bara, dan dihitung sesuai dengan rumusan yang telah disetujui dalam kontrak. Di dalam kontrak jual-beli batu bara untuk bahan bakar, umumnya dispesifikasikan total moisture, ash, dan calorific value. Bila parameter kualitas seperti suhu leleh ash atau HGI berada di daerah perbatasan, nilai minimal yang dapat diterima bisa dimasukkan ke dalam jaminan kualitas batu bara dalam kontrak. Salah satu contoh harga jual batu bara dapat berubah dalam kontrak batu bara diberikan gambaran sebagai berikut:

Contoh kasus, Perusahan PT. Maju Mundur Kena Kodong melakukan kontrak jual-beli batu bara dengan perusahan produsen batu bara, yaitu PT. Pondok Balle. Dalam kontrak tertuang kualitas batu bara yang akan dibeli oleh PT. Maju Mundur Kena Kodong sebagai berikut:

1. Total moisture : 10% (ar)
2. Ash : 14% (ar)
3. Calorific value : 6500 kcal/kg (ar)
4. Tonase batubara : 25.000 ton
5. Harga jual-beli batubara : $ 30 per ton
PT. Pondok Balle memasok batubara sebanyak 25.000 ton dengan hasil analisis sebagai berikut:
1. Total moisture : 12% (ar)
2. Ash : 14,5% (ar)
3. Calorific value : 6250 kcal/kg (ar)

      Karena adanya kelebihan moisture, maka tonase berkurang menjadi = 25.000 (100-12)/(100-10) sehingga tonase yang dibayar adalah 24.444 ton saja. Umumnya peraturan untuk perubahan nilai ash umumnya adalah setiap kelebihan ash sebesar 1%, maka harga berkurang sebesar 1,1% peraturan ini tertuang dalam kontrak sebagai biaya pembeli dalam menangani masalah kelebihan ash. Dalam contoh kasus ini ash dihitung dalam keadaan total moisture 10% (ar) sehingga persentase ash menjadi 14,5 (100-10)/(100-12)= 14,8% dan harga akan berkurang menjadi sebesar =(14,8-14)x(1,1)= 0,88% dari harga yang ada di dalam kontrak. Pengurahan harga yang terakhir adalah yang disebabkan oleh penurunan calorific value dengan cara pukul rata. Dalam contoh ini harga telah dikurangi oleh pinalti ash pada tonase yang telah dikurangi dan dikurangi lagi sebesar (6500-6250)/6500x100% = 3,85%. Dalam harga normal (tanpa pinalti) PT. Pondok Balle seharusnya mendapatkan pendapatan sebesar $750.000 akan tetapi, setelah dihitung oleh pinalti maka pendapatan berkurang menjadi $733.320 sebagai harga dasar, dan berkurang lagi menjadi $726.867 setelah dikurangi pinalti ash, dan berkurang lagi menjadi $ 698.882 setelah dikurangi pinalti calorific value. Jadi total keseluruhan pengurangan pendapatan yang diakibatkan oleh pinalti adalah sebesar $50.000 sehingga perusahaan PT.Pondok Balle mengalami kerugian. Selain Pinalti juga ada rejection limits atau batas penolakan, yaitu pembeli dapat menolak pengiriman batubara bila dalam kontrak tertuang total moisture lebih besar dari 17%, ash lebih besar dari 19%, dan calorific value lebih kecil dari 6000 kcal/kg. Perlu diingat pula bahwa meskipun sifat-sifat lainnya seperti volatile value, sulfur, fosfor, karbon, dan sebagainya tidak masuk dalam jaminan dan tidak menyebabkan terkena pinalti, akan tetapi pembeli pula dapat menolak pengiriman apabila nilai-nilai parameter tersebut di luar spesifikasi kontrak. Oleh sebab itu eksplorasi detail, analisis kualitas batu bara, dan pengendalan mutu sangat penting untuk dilakukan.

Rabu, 10 Agustus 2016

BENTUK LAPISAN BATUBARA

Bentuk cekungan, proses sedimentasi, proses geologi selama dan sesudah proses kualifikasi akan membentuk bentuk lapisan batubara. Mengetahui bentuk lapisan batubara sangat menentukan dalam menghitung cadangan dan merencanakan cara penambangannya. Ada beberapa bentuk lapisan batubara yaitu :
1. Bentuk lapisan Horse back
2. Bentuk lapisan Pinch
3. Bentuk lapisan Clay vein
4. Bentuk lapisan Burried Hill
5. Bentuk lapisan Fault
6. Bentuk lapisan Fold

1. Bentuk Lapisan Horse Back
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung kea rah atas akibat gaya kompresi. Ketebalan ke arah lateral lapisan batubara kemungkinan sama atau bisa jadi menipis.
Gambar 1 Deposit batubara bentuk horse back


2. Bentuk Pinch
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis di bagian tengah. Pada umumnya dasar dari lapisan batubara merupakan batuan yang plastis misalnya batu lempung sedangkan di atas lapisan batubara secara setempat ditutupi oleh batu pasir yang secara lateral merupakan pengisian suatu alur.
Gambar 2 Deposit batubara bentuk  pinch


3. Bentuk Clay Vein
Bentuk ini terjadi apabila di antara 2 bagian deposit batubara terdapat urat lempung. Bentuk tersebut terjadi apabila pada satu seri deposit batubara mengalami patahan, kemudian pada bidang patahan yang merupakan rekahan terbuka terisi oleh material lempung ataupun pasir.

 Gambar 3 Deposit batubara bentuk clay vein

 
4. Bentuk Burried Hill
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana batubara semula terbentuk terdapat suatu kulminasi sehingga lapisan batubara seperti terintrusi.
Gambar 4 Deposit batubara bentuk Burried Hill

 
5. Bentuk Fault
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara mengalami beberapa seri patahan. Keadaan ini akan mengacaukan di dalam perhitungan cadangan akibat adanya perpindahan perlapisan akibat pergeseran kearah vertikal.
Gambar 5 Deposit batubara bentuk fault 


6. Bentuk Fold
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara mengalami perlipatan. Semakin intensif gaya yang bekerja pada pembentuk perlipatan akan semakin komplek perlipatan tersebut terjadi. Dalam melakukan eksplorasi batubara di daerah yang banyak gejala perlipatan, apalagi bila di daerah tersebut juga terjadi patahan, maka harus dilakukan dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. 

Gambar 6 Deposit batubara bentuk fold

Selasa, 09 Agustus 2016

TERBENTUKANYA LAPISAN BATU BARA YANG TEBAL



Lapisan batu bara tebal merupakan deposit batu bara yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu syarat untuk dapat terbentuknya lapisan batu bara yang tebal adalah apabila terdapat suatu cekungan yang oleh karena adanya beban pengendapan bahan-bahan pembentuk batu bara di atasnya mengakibatkan dasar cekungan tersebut turun secara perlahan-lahan. Cekungan ini umumnya terdapat di daerah rawa-rawa atau daerah hutan bakau di tepi pantai. Dasar cekungan yang turun secara perlahan-lahan dengan pembentuk batu bara memungkinkan permukaan air laut akan tetap dan kondisi rawa stabil. Apabila Karena adanya proses geologi dasar cekungan turun secara cepat, maka air laut akan masuk ke dalam cekungan sehingga mengubah kondisi rawa menjadi kondisi laut. Akibat di atas lapisan pembentuk batu bara akan terendapkan lapisan sedimen laut antara lain batu gamping. Pada tahapan selanjutnya akan terjadi kembali pengendapan batu lempung yang memungkinkan untuk kembali terbentuknya kondisi rawa. Proses selanjutnya akan terkumpul dan terendapkan bahan-bahan pembentuk batu bara di atas lapisan batu lempung. Demikian seterusnya sehingga terbentuk lapisan batu bara dengan diselingi oleh lapisan antara yang berupa batu gamping dan batu lempung. Sering kali dijumpai lapisan batu bara sering terbentuk batu lempung diantara lapisan batu bara yang biasa disebut band clay. Salah satu perusahaan pertambangan batu bara yang memiliki band clay diantara lapisan batu bara-nya adalah PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara job site Sekayan Mine Operational. Jika dilihat sepintas band clay sangat mirip dengan lignit sehingga sering kali operator A2B memuat dan mengangkut batu bara bersamaan dengan band clay.


Gambar 1 Dasar rawa-rawa turun secara perlahan-lahan


Gambar 2 Rawa-rawa berubah menjadi laut

Gambar 3 Kedudukan band clay terhadap lapisan batu bara