1 Pelapukan
Pelapukan
adalah proses desintegrasi atau disagregasi secara berangsur dari material penyusun
kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim,
temperatur dan komposisi kimia dari mineral-mineral penyusun batuan. Pelapukan
dapat melibatkan proses mekanis (pelapukan mekanis), aktivitas kimiawi
(pelapukan kimia), dan aktivitas organisme (termasuk manusia) yang dikenal dengan
pelapukan organis. Dalam geomorfologi, denudasi adalah istilah yang dipakai
untuk mengindikasikan lepasnya material-material melalui proses erosi dan
pelapukan yang berakibat pada berkurangnya ketinggian (elevasi) dan relief dari
bentuk lahan dan bentuk bentangalam. Proses eksogenik (kerja air, es, dan
angin) merupakan faktor yang mendominasi proses denudasi. Denudasi dapat mengakibatkan
lepasnya partikel-partikel yang berbentuk padat maupun material yang berupa larutan.
Secara geomorfologi, pelapukan mekanis maupun kimiawi terjadi dalam hubungannya
dengan pembentukan bentangalam. Terdapat 3 (tiga) jenis pelapukan yang kita
kenal, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.
a.
Pelapukan mekanis adalah semua mekanisme yang dapat mengakibatkan terjadinya
proses pelapukan sehingga suatu batuan dapat hancur menjadi beberapa bagian
yang lebih kecil atau partikel-partikel yang lebih halus. Mekanisme dari proses
pelapukan mekanis antara lain adalah abrasi, kristalisasi es (pembekuan air)
dalam batuan, perubahan panas secara cepat (thermal fracture), proses hidrasi,
dan eksfoliasi/pengelupasan yang disebabkan pelepasan tekanan pada batuan
karena perubahan tekanan.
b.
Pelapukan kimiawi (dikenal juga sebagai proses dekomposisi atau proses
peluruhan) adalah terurai/pecahnya
batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan. Pelapukan kimiawi merubah komposisi mineral
mineral dalam batuan menjadi mineral permukaan seperti mineral lempung. Mineral-mineral
yang tidak stabil yang terdapat dalam batuan akan dengan mudah mengalami
pelapukan apabila berada dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit. Air merupakan
agen yang sangat penting dalam terhadinya proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan
cangkang (speriodal weathering) pada batuan.
c.
Pelapukan organis dikenal juga sebagai pelapukan biologis dan merupakan istilah
yang umum dipakai untuk menjelaskan proses pelapukan biologis yang terjadi pada
penghancuran batuan, termasuk proses penetrasi akar tumbuhan kedalam batuan dan
aktivitas organisme dalam membuat lubang-lubang pada batuan (bioturbation),
termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam mineral
melalui proses leaching. Pada hakekatnya pelapukan organis merupakan perpaduan
antara proses pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.
Gambar 1. Pelapukan Mekanis
Gambar 2. Pelapukan Kimia
Gambar 3. Pelapukan Organis
Hasil
akhir dari ke-tiga jenis pelapukan batuan tersebut diatas dikenal sebagai soil
(tanah). Oleh karena tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan maka berbagai
jenis tanah, seperti Andosol, Latosol atau Laterit tergantung pada jenis batuan
asalnya. Proses pelapukan, baik secara mekanis yang disebabkan antara lain oleh
perubahan temperatur panas , dingin, angin, hujan, es, pembekuan pada batuan
menyebabkan batuan induk mengalami disintegrasi (perombakan) menjadi bagian yang
lebih kecil, sedangkan proses kimiawi yang disebabkan oleh larutan asam,
kelembaban merubah mineral-mineral menjadi ion-ion, oksidasi besi dan alumina,
mineral silika akan menghasilkan lapisan lapisan lempung.
2. Erosi.
Erosi
adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan (pelapukan)
dan proses pengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses erosi fisika disebut
sebagai proses corration (erosi mekanis) sedangkan proses erosi kimia disebut
dengan corrosion. Agen dari proses erosi adalah gaya gravitasi, air, es, dan
angin. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, erosi dapat dibagi menjadi 5 (lima)
yaitu:
2.1. Erosi alur (Riil erosion)
Erosi
alur adalah proses pengikisan yang terjadi pada permukaan tanah (terain) yang disebabkan
oleh hasil kerja air berbentuk alur-alur dengan ukuran berkisar antara beberapa
milimeter hingga beberapa centimeter. Pada dasarnya erosi alur merupakan tahap
awal dari hasil erosi air yang mengikis permukaan tanah (terrain) membentuk
alur-alur sebagai tempat mengalirnya air. Pada perkembangannya erosi alur akan
berkembang menjadi erosi ravine.
Gambar 4. Erosi Alur
2.2 Erosi Berlembar (Sheet Erosion)
Erosi
berlembar adalah proses
pengikisan air yang terjadi pada permukaan tanah yang searah dengan
bidang permukaan tanah, biasanya terjadi pada lereng-lereng bukit yang
vegetasinya jarang
atau gundul.
Gambar 5. Erosi Berlembar
2.3.
Erosi drainase (ravine erosion)
Erosi
drainase adalah proses pengikisan yang disebabkan oleh kerja air pada
permukaan tanah (terrain) yang membentuk saluran-saluran dengan lembah-lembah
salurannya berukuran antara beberapa centimeter hinggga satu meter.
Gambar 6. Erosi Drainase Ukuran centimeter
Gambar 7. Erosi Drainase Ukuran Meter
2.4.
Erosi saluran (gully erosion)
Erosi
saluran adalah erosi yang
disebabkan oleh hasil kerja air pada permukaan tanah membentuk saluran-saluran
dengan ukuran lebar lembahnya lebih besar 1 (satu) meter hingga beberapa meter.
Gambar 8. Erosi Saluran
2.5 Erosi lembah (valley erosion)
Erosi
lembah adalah proses dari kerja
air pada permukaan tanah (terrain) yang berbentuk saluran-saluran dengan ukuran
lebarnya diatas sepuluh meter.
Gambar 9. Erosi Lembah
3 Mass Wasting
Mass wasting pada
dasarnya adalah gerakan batuan, regolith, dan tanah kearah kaki lereng sebagai
akibat dari pengaruh gaya berat (gravity) melalui proses rayapan (creep),
luncuran (slides), aliran (flows), rebah (topples), dan jatuhan (falls). Mass
wasting umumnya terjadi di daratan maupun di lautan terutama di lereng benua.
Longsoran merupakan satu contoh yang spektakuler dari mass wasting. Hasil
pelapukan batuan yang berada di puncak puncak bukit akan tertransport sebagai
debris ke arah kaki bukit, sedangkan air sungai bertindak sebagai ban berjalan
yang membawa material hasil pelapukan menjauh dari sumbernya. Walaupun
sepanjang perjalanannya, material hasil pelapukan batuan yang dibawa oleh air
sungai kadang-kadang berhenti untuk sementara waktu, namun pada akhirnya
material tersebut akan diendapkan di tempat terakhir, yaitu di laut.
Gambar 10. Mass Wasting Tipe Jatuhan
4 Sedimentasi
Sedimentasi adalah
suatu proses pengendapan material yang ditranport oleh media air, angin, es/gletser
di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dari
proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan
Sand Dunes yang terdapat di gurun-gurun dan di tepi pantai adalah hasil dari
pengendapan material-material yang diangkut oleh angin. Bentangalam yang
ada saat ini adalah hasil dari proses proses geologi yang terjadi di masa lampau.
Pada saat ini proses proses geologi (endogenik dan eksogenik) tetap berlangsung dan secara berlahan dan pasti akan
merubah bentuk bentang alam yang ada saat ini. Proses proses eksogen yang
terjadi di permukaan bumi dapat dikelompokkan berdasarkan agen/media yang mempengaruhinya,
yaitu air, angin, gletser dan iklim.
Gambar 11. Sedimentasi Sungai