Minggu, 26 Juni 2016

PROSES-PROSES GEOMORFOLOGI


1  Pelapukan
Pelapukan adalah proses desintegrasi atau disagregasi secara berangsur dari material penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari mineral-mineral penyusun batuan. Pelapukan dapat melibatkan proses mekanis (pelapukan mekanis), aktivitas kimiawi (pelapukan kimia), dan aktivitas organisme (termasuk manusia) yang dikenal dengan pelapukan organis. Dalam geomorfologi, denudasi adalah istilah yang dipakai untuk mengindikasikan lepasnya material-material melalui proses erosi dan pelapukan yang berakibat pada berkurangnya ketinggian (elevasi) dan relief dari bentuk lahan dan bentuk bentangalam. Proses eksogenik (kerja air, es, dan angin) merupakan faktor yang mendominasi proses denudasi. Denudasi dapat mengakibatkan lepasnya partikel-partikel yang berbentuk padat maupun material yang berupa larutan. Secara geomorfologi, pelapukan mekanis maupun kimiawi terjadi dalam hubungannya dengan pembentukan bentangalam. Terdapat 3 (tiga) jenis pelapukan yang kita kenal, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

a. Pelapukan mekanis adalah semua mekanisme yang dapat mengakibatkan terjadinya proses pelapukan sehingga suatu batuan dapat hancur menjadi beberapa bagian yang lebih kecil atau partikel-partikel yang lebih halus. Mekanisme dari proses pelapukan mekanis antara lain adalah abrasi, kristalisasi es (pembekuan air) dalam batuan, perubahan panas secara cepat (thermal fracture), proses hidrasi, dan eksfoliasi/pengelupasan yang disebabkan pelepasan tekanan pada batuan karena perubahan tekanan.

b. Pelapukan kimiawi (dikenal juga sebagai proses dekomposisi atau proses peluruhan) adalah terurai/pecahnya batuan melalui mekanisme kimiawi, seperti karbonisasi, hidrasi, hidrolisis, oksidasi dan pertukaran ion-ion dalam larutan. Pelapukan kimiawi merubah komposisi mineral mineral dalam batuan menjadi mineral permukaan seperti mineral lempung. Mineral-mineral yang tidak stabil yang terdapat dalam batuan akan dengan mudah mengalami pelapukan apabila berada dipermukaan bumi, seperti basalt dan peridotit. Air merupakan agen yang sangat penting dalam terhadinya proses pelapukan kimia, seperti pengelupasan cangkang (speriodal weathering) pada batuan.  
 
c. Pelapukan organis dikenal juga sebagai pelapukan biologis dan merupakan istilah yang umum dipakai untuk menjelaskan proses pelapukan biologis yang terjadi pada penghancuran batuan, termasuk proses penetrasi akar tumbuhan kedalam batuan dan aktivitas organisme dalam membuat lubang-lubang pada batuan (bioturbation), termasuk didalamnya aksi dari berbagai jenis asam yang ada dalam mineral melalui proses leaching. Pada hakekatnya pelapukan organis merupakan perpaduan antara proses pelapukan mekanis dan pelapukan kimiawi.

 
                           Gambar 1. Pelapukan Mekanis                     

 Gambar 2. Pelapukan Kimia

 Gambar 3. Pelapukan Organis

Hasil akhir dari ke-tiga jenis pelapukan batuan tersebut diatas dikenal sebagai soil (tanah). Oleh karena tanah merupakan hasil dari pelapukan batuan maka berbagai jenis tanah, seperti Andosol, Latosol atau Laterit tergantung pada jenis batuan asalnya. Proses pelapukan, baik secara mekanis yang disebabkan antara lain oleh perubahan temperatur panas , dingin, angin, hujan, es, pembekuan pada batuan menyebabkan batuan induk mengalami disintegrasi (perombakan) menjadi bagian yang lebih kecil, sedangkan proses kimiawi yang disebabkan oleh larutan asam, kelembaban merubah mineral-mineral menjadi ion-ion, oksidasi besi dan alumina, mineral silika akan menghasilkan lapisan lapisan lempung.

2.   Erosi.
Erosi adalah istilah umum yang dipakai untuk proses penghancuran batuan (pelapukan) dan proses pengangkutan hasil penghancuran batuan. Proses erosi fisika disebut sebagai proses corration (erosi mekanis) sedangkan proses erosi kimia disebut dengan corrosion. Agen dari proses erosi adalah gaya gravitasi, air, es, dan angin. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, erosi dapat dibagi menjadi 5 (lima) yaitu:

2.1.  Erosi alur (Riil erosion)
Erosi alur adalah proses pengikisan yang terjadi pada permukaan tanah (terain) yang disebabkan oleh hasil kerja air berbentuk alur-alur dengan ukuran berkisar antara beberapa milimeter hingga beberapa centimeter. Pada dasarnya erosi alur merupakan tahap awal dari hasil erosi air yang mengikis permukaan tanah (terrain) membentuk alur-alur sebagai tempat mengalirnya air. Pada perkembangannya erosi alur akan berkembang menjadi erosi ravine.

 Gambar 4. Erosi Alur

2.2  Erosi Berlembar (Sheet Erosion)
Erosi berlembar  adalah proses pengikisan air yang terjadi pada permukaan tanah yang searah dengan bidang permukaan tanah, biasanya terjadi pada lereng-lereng bukit yang vegetasinya jarang atau gundul.

Gambar 5. Erosi Berlembar

2.3. Erosi drainase (ravine erosion)
Erosi drainase adalah proses pengikisan yang disebabkan oleh kerja air pada permukaan tanah (terrain) yang membentuk saluran-saluran dengan lembah-lembah salurannya berukuran antara beberapa centimeter hinggga satu meter.

Gambar 6. Erosi Drainase Ukuran centimeter

Gambar 7. Erosi Drainase Ukuran Meter
2.4. Erosi saluran (gully erosion)
Erosi saluran  adalah erosi yang disebabkan oleh hasil kerja air pada permukaan tanah membentuk saluran-saluran dengan ukuran lebar lembahnya lebih besar 1 (satu) meter hingga beberapa meter.


Gambar 8. Erosi Saluran

2.5  Erosi lembah (valley erosion)
Erosi lembah  adalah proses dari kerja air pada permukaan tanah (terrain) yang berbentuk saluran-saluran dengan ukuran lebarnya diatas sepuluh meter.

Gambar 9. Erosi Lembah

3  Mass Wasting
Mass wasting pada dasarnya adalah gerakan batuan, regolith, dan tanah kearah kaki lereng sebagai akibat dari pengaruh gaya berat (gravity) melalui proses rayapan (creep), luncuran (slides), aliran (flows), rebah (topples), dan jatuhan (falls). Mass wasting umumnya terjadi di daratan maupun di lautan terutama di lereng benua. Longsoran merupakan satu contoh yang spektakuler dari mass wasting. Hasil pelapukan batuan yang berada di puncak puncak bukit akan tertransport sebagai debris ke arah kaki bukit, sedangkan air sungai bertindak sebagai ban berjalan yang membawa material hasil pelapukan menjauh dari sumbernya. Walaupun sepanjang perjalanannya, material hasil pelapukan batuan yang dibawa oleh air sungai kadang-kadang berhenti untuk sementara waktu, namun pada akhirnya material tersebut akan diendapkan di tempat terakhir, yaitu di laut. 

Gambar 10. Mass Wasting Tipe Jatuhan
4  Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditranport oleh media air, angin, es/gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dari proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan Sand Dunes yang terdapat di gurun-gurun dan di tepi pantai adalah hasil dari pengendapan material-material yang diangkut oleh angin. Bentangalam yang ada saat ini adalah hasil dari proses proses geologi yang terjadi di masa lampau. Pada saat ini proses proses geologi (endogenik dan eksogenik) tetap berlangsung dan secara berlahan dan pasti akan merubah bentuk bentang alam yang ada saat ini. Proses proses eksogen yang terjadi di permukaan bumi dapat dikelompokkan berdasarkan agen/media yang mempengaruhinya, yaitu air, angin, gletser dan iklim.

Gambar 11. Sedimentasi Sungai

Selasa, 21 Juni 2016

KRISTALOGI DAN MINERALOGI



1.1 DEFINISI

     Mineral adalah padatan homogen yang terbentuk secara alamiah dari mineral anorganik dengan komposisi kimia yang spesifik dan sifat fisik tertentu. Suatu mineral tersusun oleh unsur-unsur dalam berbagai bentuk ikatan atom yang meliputi ikatan kovalen, ikatan ionik, ikatan logam, ikatan van der Waals, dan ikatan hidrogen. Mineral-mineral tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang menempati bagian tersebut di bumi.  


1.2 PENGENALAN MINERAL

       Meneral dapat dikenali berdasarkan sifat fisik umum yang dimiliki suatu mineral. Perbedaan sifat fisik mineral disebabkan oleh perbedaan kompisisi mineral dan bentuk ikatan atom unsur-unsur penyusunnya, sebagai contoh NaCl dapat dengan mudah dirasakan. Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal, sifat belahana atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti pisau atau potongan gelas dengan mudah diuji kekerasannya.


1.3 SIFAT-SIFAT MINERAL


1.3.1 Bentuk Kristal dan Perawakan

       Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Dengan demikian, suatu kristal dibatasi permukaannya (sisi kristal) yang mencerminkan struktur dari dalam mineral. Istilah untuk mineral yang memiliki bentuk kristal yang sempurna adalah euhedral, separuh sempurna subhedral, dan tidak sempurna adalah anhedral. Bentuk kristal dipengaruhi oleh proses percepatan kristalisasinya, semakin lambat proses kristalisasinya maka akan semakin sempurna bentuk kristal mineral atau sebaliknya. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu, bidang simetri dan sumbu simetri. Dikenal tujuh system Kristal (Gambar 3) yaitu : Kubus (Cubic), Tetragonal, Ortorombik (Orthorombic), Moniklin (Monoclonic), Triklin (Triclinic), Hexagonal dan Trigonal. 

 Gambar 1 Pendinginan cepat bentuk kristal tidak sempurna

Gambar 2 Pendinginan lambat bentuk kristal sempurna
Gambar 3 Bentuk kristal dari 7 sistem kristal

1.3.2 Warna dan Gores
     Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna), atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah. Warna sangat bervariasi, umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral.                   
      Gores/cerat adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan (Gambar 4)

 Gambar 4 Cerat pada mineral
 

1.3.3 Kilap

          Kilap adalah kenampakan pada permukaan mineral akibat dari hasil pantulan cahaya. Ini akan tergantung pada kualitas fisik permukaan (kahalusan dan transparansi). Jenis-jenis kilap pada mineral disajikan pada Gambar 5. 



Gambar 5 Jenis-jenis kilap pada mineral



1.3.4 Belahan

   Belahan adalah kecenderungan dari beberapa Kristal mineral untuk pecah melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi Kristal. Kesempurnaan belahan dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan dapat dilihat pada Gambar 6.




  Gambar 6 Bidang belahan pada mineral
Keterangan :
A. Belahan 1 arah  (mineral mika)
B. Belahan 2 arah saling tegak lurus (Feldspar)
C. Belahan 2 arah tidak tegak lurus (Amfibol)
D. Belahan 3 arah saling tegak lurus (Halit)
E. Belahan 3 arah tidak tegak lurus (Kalsit)
F. Belahan 4 arah (Fluorit)
G.Belahan 6 arah (Sfalerit)

1.3.5 Pecahan

     Pecahan adalah cara mineral pecah tidak melalui bidang lemah atau tidak berhubungan dengan struktur Kristalnya. Beberapa bentuk pecahan dapat dilihat pada Gambar 7-10


  • Pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan seperti pada kuarsa.
  • Pecahan berserat (fibrous) adalah pecahan yang memperlihatkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes atau augit.
  • Pecahan tidak rata (uneven) adalah pecahan yang memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya gipsum.
  • Pecahan rata (even) adalah bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya mineral lempung.
  • Pecahan runcing (hackly) adalah bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing. Contohnya mineral kelompok logam murni.
  • Tanah (earthy) bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung. 
Gambar.7 Pecahan Konkoidal

Gambar.8 Pecahan Berserat

Gambar. 9 Pecahan Runcing
Gambar.10 Pecahan Rata
Gambar.11 Pecahan Tidak Rata

1.3.6 Kekerasan

     Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini ditentukan dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui dengan mineral lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan relative dari mineral-mineral (Tabel 1.1) dari mineral yang paling lunak hingga yang paling keras.


Tabel 1.1 Skala Kekerasan Mohs 


Kekerasan Mohs
Mineral
Formula Kimia
Kekerasan Absolut
Gambar
1
Talk
Mg3Si4O10(OH)2
1
 Talc block.jpg
2
Gypsum
CaSO4·2H2O
3
Gypse Arignac.jpg
3
 Kalsit
CaCO3
 9
 Calcite-sample2.jpg
4
Fluorit
 CaF2
 21
 Fluorite with Iron Pyrite.jpg
 5
Apatit
 Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
 48
Apatite crystals.jpg
6
 Felspar Ortoklas
 KAlSi3O8
 72
 OrthoclaseBresil.jpg
 7
 Kuarsa
 SiO2
 100
 Quartz Brésil.jpg
 8
 Topas
 Al2SiO4(OH,F)2
 200
Topaz cut.jpg
 9
 Korundum
 Al2O3
 400
 Cut Ruby.jpg
 10
 Intan
C
 1600
Rough diamond.jpg



1.3.7 Massa Jenis
     Massa jenis mineral adalah massa jenis yang berhubungan dengan tipe unsur-unsur yang menyusun mineral tersebut dan bagaimana unsur-unsur tersebut dalam struktur atom mineral. Massa jenis mineral dapat diukur dengan sederhana di laboratorium dengan pendekatan sebagai berikut :
Berat Jenis (BJ) =       W 1
                               (W1-W2)
 Keterangan : 
W1 = berat butir mineral di udara
W2 = berat butir mineral di dalam air (BJ air =1) 




1.3.8 Transparansi

     Transparansi merupakan kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Suatu obyek terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral yang transparan. Bila obyek tersebut terlihat secara samar, dipakai istilah transculent. Derajat transparansi pada mineral disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Tingkat Transparansi Mineral

Transparant
Obyek terlihat jelas
Sub- Transparant
Objek sulit terlihat
Transculant
Obyek tak terlihat, sinar masih diteruskan dan menembus krisal   
Sub-Transculant
Sinar diteruskan hanya pada tepi Kristal
Opaque
Sinar tidak tembus
 


1.3.9 Keliatan

Keliatan adalah tingkat ketahanan mineral untuk hancur atau melentur.

1.3.10 Reaksi Dengan Asam

Beberapa mineral akan bereaksi bila ditetesi dengan asam hidroklorit (HCl). Pada kalsit terbentuk gelembung-gelembung CO2 dan pada beberapa sulfida bijih terbentuk H2S.

CaCO3 + HCl -----> CaCl + H2O + CO2
Sifat lain untuk beberapa mineral misalnya rasa, sifat refraksi ganda, dan sifat kemagnetan. Dalam pengenalan mineral sering digunakan asosiasi mineral untuk mengenal jenis mineral yang lain.

1.4 KLASIFIKASI MINERAL
Umumnya mineral terdiri atas satu atau beberapa kation (ion bermuatan positif) dan satu atau satu grup an ion (ion bermuatan negatif). Sebagai contoh, mineral hamatit (Fe2O3) memiliki kation Fe (besi) dan anion O (oksigen). Mineral-mineral yang dikelompokan berdasarkan pada kandungan anion atau grup anion-nya dibagi dalam beberapa grup seperi oksida, sulfida, karbonat dan silikat, dan lain-lain. Silikat adalah grup yang paling dominan karena kelimpahannya di kerak dan mantel bumi.
1.4.1 Mineral Silikat

    Mineral silikat merupakan bagian tersebar dari mineral pembentukan batuan. Mineral ini merupakan kombinasi unsur-unsur utama yang terdapat di bumi seperti O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg. Perbedaan yang mudah dapat dilihat dari contoh potongan dari dua mineral dalam  batuan adalah warna, yaitu terang dan gelap. Pengelompokan sederhana ini merupakan dasar yang berguna, karena terdapat hubungan empiris antara warna, komposisi mineral, serta peranan individu dalam kristalisasi dan pembentukan batuan.

a. Mineral Silikat Gelap
Kelompok mineral ini umumnya memiliki kilap vitrous sampai dull, sifat-sifatnya diringkas pada Tabel 1.3.

 Tabel 1.3 Sifat fisik mineral silikat gelap

Mineral
Warna
SG
Hardness
Belahan
Olivin
Hijau (gelap)
3,27-3,37
+6,5
1 arah 
buruk
Piroksen
Hitam-coklat
3,2-3,4
5,5
2 arah
Hornblende
Hitam
3,2
5,5
2 arah
Biotit
Coklat
2,8-3,2
2,5
1arah sempurna
Garnet
Merah-coklat
3,5
7
Tidak 
ada
 
     Olivin adalah mineral yang terbentuk pada temperatur tinggi. Dalam batuan seringkali dijumpai tidak sempurna karena pelarutan oleh magma sekitarnya sebelum pemadatan selesai. Pengaruh kadungan air yang cukup besar setelah atau saat konsolidasi menyebabkan olivine ber-alterasi ke serpentin. Serpentin berwarna hijau, pembentukannya melibatkan pembesaran volume dari olivine asalnya, sehingga pada beberapa batuan basa seringkali timbul retakan-retakan dan melemahkan struktur batuan. Kehadiran serpentin merubah sifat fisik batuan beku yang banyak mengandung olivin.

     Hornblende adalah mineral yang mengandung silikat cukup banyak. Kristalisasinya dari magma mengandung komponen air dan kemungkinan beralterasi menjadi klorit bila kandungan air cukup banyak.

     Biotit merupakan bagian dari kelompok mineral mika yang berwarna gelap. Ikatan mineral ini sangat lemah, sangat mudah untuk membelah sepanjang bidang kristalnya. Mengkristal dari magma yang mengandung air pada batuan beku yang banyak mengandung silika, juga pada batuan sedimen dan metamorf dapat teralterasi menjadi klorit.

   Garnet terlihat pada batuan metamorf. Kriteria untuk mengenalnya terutama adalah kekerasannya menyamai kuarsa dan hamper tidak ada belahan. Mineral ini digunakan sebagai bahan kertas yang cukup baik dengan memanfaatkan butirannya. 




b. Mineral Silikat Terang
Beberapa sifat penting dari mineral-mineral Silikat Terang dapat dilihat pada Tabel 1.4


Tabel 1.4 Sifat fisik mineral silikat terang

Mineral
Warna
SG
Hardness
Belahan
Felspar
Putih, merah
-


Lempung
Putih
2,6
2-2,5
1arah sempurna
Kuarsa
Tak berwarna, putih, merah
2,26
7
Tidak ada
Muskovit
Tak berwarna
2,7
2,5
1arah Sempurna
 
    Felspar dibagi dalam dua jenis utama : felspar ortoklas atau K felspar dan Felspar plagioklas. K felspar terdapat pada batuan beku yang kaya akan silika. Felspar plagioklas merupakan kandungan utama yang penting dan dipakai sebagai dasar klasifikasi batuan beku. 
   Mineral lempung terbentuk dari hasil alterasi mineral lain sebagai contoh felspar dengan hadirnya air. 
 Plagioklas beralterasi menjadi montmorilonite. Kandungan air yang cukup besar dapat merubah montmorilonite menjadi kaolin yang merupakan hasil akhir pada proses pelapukan. 
   Mineral kuarsa tidak akan berwarna bila murni. Penambahan material lain akan memberi warna yang beragam seperti hadirnya mangan memberi warna kemerahan. Kuarsa banyak dijumpai pada batuan yang kaya silika misalnya saja granit. Kuarsa dimanfaatkan sebagai bahan kaca dan untuk industry alat-alat listrik
       Muskovit termaksuk kelompok mineral mika yang hampir sama dengan biotit, banyak dijumpai pada batuan beku yang kaya akan silika. Digunakan sebagai bahan isolasi panas atau listrik. Muskovit juga terdapat pada batuan sedimen dan metamorf. Seperti jenis mika lainnya mineral muskovit beralterasi menjadi montmorilonite.


1.4.2 Mineral Non Silikat
a. Mineral Logam
Kebanyakan Mineral logam mempunyai komposisi kimia yang sederhana berupa unsur sulfida yaitu bila unsur logam bersenyawa dengan unsur sulfur atau oksida jika unsur logam bersenyawa dengan oksigen. Sifat dari mineral logam dapat dilihat pada tabel 1.5.
Tabel 1.5 Sifat mineral logam
Mineral
Warna
Gores
SG
Hardness
Galena PbS
Abu-abu
hitam
7,5
2,5
Sphalerite T
Coklat-kemerahan
hitam
4
4
Pirit FeS2
Kuning
hitam
5
6
Magnetit Fe3O4
Hitam
hitam
5

Limonite Fe2O3
Hitam tanah
coklat
4
5
Hematit Fe2O3
Hitam, abu-abu
coklat
5
5,5
  
     Pirit berbentuk kubus terdapat di batuan beku yang kaya silika. Pirit dapat dimanfaatkan untuk diambil sulfurnya. 
     Magnetit terdapat dihampir semua batuan beku dan batuan metamorf, seringkali berasosiasi dengan klorit. Pada batuan sedimen, magnetit dijumpai sebagai butiran yang terkonsentrasi karena massa jenis yang berbeda.
     Hematit dapat dijumpai hampir di semua batuan, dan terkonsentrasi dalam bentuk urat membentuk jebakan yang ekonomis. Pada batu pasir seringkali berfungsi sebagai semen.
b. Mineral Non Logam
Mineral non logam yang paling sering dijumpai adalah karbonat sebagian besar lagi adalah kalsit, dan gips. Semuanya berwarna putih atau tak berwarna. Sering dijumpai dalam bentuk urat bersama bijih logam dan hanya sebagai mineral gangue.

Tabel 1.6 Sifat mineral non logam
Mineral
Warna
SG
Kekerasan
Belahan
Barite, BaSO4
putih
4,5
3,5
2 arah
Fluorite, CaF2
beragam
3
4
4 arah
Gipsum, CaSO42H2O
Putih-tak berwarna
2
2
1 arah
Halite, NaCl
Tak berwarna
2
2
3 arah
Kalsit, CaCO3
Putih-tak berwarna
3
2,7
3 arah
 

1.5 PERMATA
     Permata adalah batuan atau mineral yang dapat dipotong dan dipoles menjadi perhiasan. Dari sekitar 3000 mineral pembentuk kerak bumi, hanya ada sebagian kecil yang dikenal sebagai batu mulia atau batu permata. Keindahan permata terletak pada warna dan cara mineral tersebut memantulkan cahaya. Ukuran berat batu permata adalah karat3 yang setara dengan 0,2 gram namun tidak jarang digunakan satuan metrik.
Beberapa batu permata yang paling berharga adalah : 

  • Intan : intan berbentuk prisma sehingga bila terkena cahaya akan memantul dan menghasilkan warna pelangi. Intan adalah mineral paling keras di antara mineral-mineral yang lainnya. Umumnya berwarna terang bening namun kadang ditemukan juga berwarna hitam yang bernama bort dan karbonado. 
 
Gambar.12 Intan
  • Korundum : kekerasan korundum satu tingkat di bawah intan. Nama lain untuk korundum adalah batu mirah delima/ruby yang berwarna merah dan batu nilam/safir yang berwarna biru.
Gambar. 13 Korundum berwarna merah
Gambar.14 Korundum berwarna biru
  • Beril : Beril dikenal dengan nama pasar sebagai jambrut dicirikan oleh warna hijau yang khas.


Gambar.15 Beril 
     Kebanyakan batu permata berwarna bening dan tembus cahaya. Namun banyak pula batu permata yang kedap cahaya seperti batu giok yang merupakan mineral silikat. Salah satu batu permata yang dapat berubah-ubah warnanya adalah mineral opal.

Gambar. 16 Mineral Opal